Lamongan sedang menghadapi peningkatan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak. Data terbaru mencatat sebanyak 527 ekor sapi terjangkit, dengan 22 ekor dilaporkan mati dan 26 ekor dipotong paksa. Kasus ini mengalami peningkatan signifikan, yaitu 10 hingga 20 ekor per hari.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan, Shofiah Nurhayati, menjelaskan bahwa upaya pengendalian terus dilakukan. Saat ini, sebanyak 133 ekor sapi berhasil sembuh, sebagian besar berkat vaksinasi. Beberapa peternak menengah ke atas melakukan vaksinasi mandiri, sementara peternak kecil masih menunggu distribusi bantuan vaksin dari pemerintah provinsi.
Untuk mengendalikan penyebaran, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan telah memberikan edukasi kepada peternak, memperketat akses ke kandang ternak, dan mendorong pelaporan dini jika ditemukan hewan yang terinfeksi. Langkah ini bertujuan untuk mencegah penyebaran lebih luas, khususnya menjelang masa panen ternak.
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, mengumumkan penutupan sementara pasar hewan di wilayah tersebut. Kebijakan ini diambil agar penyemprotan disinfektan dapat dilakukan secara maksimal di lokasi-lokasi perdagangan hewan ternak. Selain itu, pemerintah mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penularan PMK yang tinggi, terutama dari aktivitas di pasar hewan dan interaksi antar kandang.
Peternak diharapkan bersabar dan bekerjasama dengan tenaga kesehatan dalam upaya penanganan wabah ini. Dengan berbagai langkah strategis yang diambil, diharapkan wabah PMK dapat diminimalkan, sehingga populasi sapi yang sehat tetap terjaga.