Thursday, March 27, 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Pilgub Jatim 2024: Pertarungan Sengit Tiga Srikandi Berebut Singgasana

Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2024 semakin memanas dengan hadirnya tiga tokoh perempuan atau ‘srikandi’ yang akan bersaing memperebutkan posisi sebagai gubernur.

Ketiga srikandi tersebut adalah Khofifah Indar Parawansa, Tri Rismaharini, dan Luluk Nur Hamidah, yang masing-masing didampingi oleh wakil laki-laki.

Pertarungan ini menjadi sorotan publik karena ketiga kandidat ini membawa kekuatan politik yang berbeda, serta memiliki basis massa yang cukup signifikan di Jawa Timur.

1. Khofifah Indar Parawansa 

Khofifah Indar Parawansa, sang petahana, mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua dengan menggandeng Emil Elestianto Dardak sebagai wakilnya.

Keduanya didukung oleh 15 partai politik, termasuk 8 partai parlemen di Jawa Timur seperti Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, PKS, PSI, PPP, dan NasDem.

Pendaftaran mereka ke KPU Jatim pada 28 Agustus 2024 diiringi oleh arak-arakan budaya yang meriah, mencerminkan dukungan luas yang mereka terima. 

2. Tri Rismaharini 

Tri Rismaharini, mantan Wali Kota Surabaya yang kini menjabat sebagai Menteri Sosial, diusung oleh PDIP untuk maju di Pilgub Jatim.

Bersama eks Wali Kota Malang, Sutiaji, sebagai wakilnya, mereka dijadwalkan mendaftar pada hari terakhir pendaftaran.

Nama Risma sebelumnya telah disebut-sebut sebagai penantang kuat Khofifah, dengan beberapa survei menunjukkan persaingan ketat di antara keduanya. 

3. Luluk Nur Hamidah 

Luluk Nur Hamidah diusung oleh PKB, berpasangan dengan Lukmanul Khakim. Meski masih awam di telinga masyarakat Jawa Timur, PKB yakin dengan kemampuan kadernya ini.

Luluk, yang juga anggota DPR RI dan Ketua DPP PKB, diharapkan mampu memecah suara di antara calon lain.

Keputusan PKB untuk maju sendiri tanpa koalisi dengan PDIP menimbulkan spekulasi, namun langkah ini menunjukkan keyakinan PKB terhadap kadernya. 

Menurut pengamat politik, keputusan PDIP dan PKB untuk maju tanpa berkoalisi justru memberi keuntungan bagi Khofifah-Emil sebagai petahana. Meskipun demikian, pasangan Luluk-Lukmanul diakui membutuhkan usaha ekstra untuk bersaing, mengingat mereka masih jarang dikenal di kalangan masyarakat. Meski begitu, langkah PKB untuk mengusung kader sendiri layak diapresiasi sebagai bentuk penguatan moral dan politik internal partai.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Popular Articles